Abandoned Cart Email adalah pesan otomatis yang dikirim kepada pengguna yang menambahkan produk ke keranjang tetapi tidak menyelesaikan pembelian. Tujuannya adalah mengingatkan mereka untuk kembali dan menyelesaikan transaksi, sekaligus mengurangi potensi kehilangan penjualan.
Arti Abandoned Cart Email
Abandoned Cart Email, atau email pengingat keranjang, merupakan bagian dari strategi retention marketing yang dirancang untuk mengonversi calon pembeli yang tertunda.
Email ini dikirim beberapa jam atau hari setelah pelanggan meninggalkan situs tanpa checkout, berisi detail produk yang tertinggal dan ajakan untuk melanjutkan pembelian.
Tujuan Abandoned Cart Email
- Mengingatkan pelanggan tentang produk yang belum dibeli.
- Mengembalikan trafik potensial ke situs e-commerce.
- Meningkatkan tingkat konversi dan pendapatan.
- Membangun hubungan yang lebih personal dengan pelanggan.
Fungsi dan Manfaat Abandoned Cart Email
Fungsi utama Abandoned Cart Email adalah meminimalkan kehilangan penjualan akibat perilaku cart abandonment. Strategi ini membantu merek menjaga minat pelanggan sekaligus memanfaatkan momen niat beli yang masih tinggi.
Manfaat Utama
- Meningkatkan Konversi: mendorong pelanggan untuk menyelesaikan transaksi yang tertunda.
- Mengurangi Kerugian Penjualan: memulihkan pendapatan yang hilang karena pembatalan spontan.
- Personalisasi Pengalaman Pengguna: menampilkan produk spesifik yang ditinggalkan oleh pelanggan.
- Memperkuat Loyalitas: menunjukkan perhatian dan meningkatkan kepercayaan terhadap merek.
Cara Membuat Abandoned Cart Email yang Efektif
Untuk menciptakan Abandoned Cart Email yang berhasil, diperlukan kombinasi strategi pemasaran, desain, dan copywriting yang relevan. Berikut langkah-langkah utamanya.
1. Tentukan Waktu Pengiriman
Waktu pengiriman sangat menentukan efektivitas.
- Kirim email pertama 1–3 jam setelah keranjang ditinggalkan.
- Lanjutkan dengan pengingat 24 jam kemudian jika belum ada respons.
- Tambahkan email terakhir 3–5 hari setelahnya dengan penawaran khusus (opsional).
2. Tulis Subjek yang Menarik
Gunakan judul yang membangkitkan rasa ingin tahu atau urgensi.
Contoh:
“Produk favoritmu hampir kehabisan stok!”
“Lanjutkan belanja sebelum diskon berakhir!”
3. Sertakan Detail Produk
Tampilkan foto, nama, dan harga produk yang ditinggalkan agar pelanggan mudah mengenalinya.
4. Tambahkan CTA yang Jelas
Gunakan tombol ajakan bertindak seperti “Lanjutkan Pembelian” atau “Kembali ke Keranjang” dengan warna kontras dan posisi yang menonjol.
5. Pertimbangkan Insentif
Berikan motivasi tambahan seperti:
- Potongan harga 10–15%.
- Gratis ongkir untuk pesanan berikutnya.
- Bonus poin loyalitas.
6. Optimasi untuk Mobile
Pastikan email dapat dibaca dengan baik di perangkat seluler — lebih dari 60% pengguna membuka email melalui ponsel.
Contoh Struktur Abandoned Cart Email
Elemen | Deskripsi | Tujuan |
---|---|---|
Subjek Email | “Kamu lupa sesuatu di keranjangmu 😢” | Menarik perhatian dan meningkatkan open rate |
Gambar Produk | Menampilkan item yang ditinggalkan | Mengingatkan pelanggan secara visual |
CTA | Tombol “Selesaikan Pembelian” | Mendorong tindakan langsung |
Insentif | “Gratis ongkir hari ini!” | Meningkatkan urgensi dan motivasi |
Footer | Informasi kontak dan tautan unsubscribe | Kepatuhan terhadap aturan privasi |
Praktik Terbaik dan Kesalahan Umum
Praktik Terbaik
- Gunakan personalization tag seperti nama pelanggan.
- Uji berbagai variasi subjek (A/B testing) untuk meningkatkan open rate.
- Gunakan desain responsif dan visual menarik.
- Otomatiskan dengan platform email seperti Klaviyo, Mailchimp, atau Omnisend.
Kesalahan Umum
- Mengirim terlalu banyak pengingat dalam waktu singkat.
- Mengabaikan segmentasi audiens (misalnya pelanggan baru vs lama).
- Tidak menyediakan CTA yang jelas atau link yang rusak.
- Mengirim email tanpa memperhitungkan zona waktu pelanggan.
Contoh Kampanye Abandoned Cart Email
Sebuah toko online fashion mencatat tingkat cart abandonment sebesar 70%. Tim marketing membuat tiga rangkaian email otomatis:
- Email 1 (2 jam): Pengingat produk dengan foto dan link ke keranjang.
- Email 2 (24 jam): Penawaran gratis ongkir.
- Email 3 (3 hari): Diskon tambahan 10% jika checkout dalam 24 jam.
Hasil:
- Open rate meningkat 35%.
- Tingkat konversi naik dari 3% menjadi 9%.
- Total pendapatan tambahan sebesar +RM 25.000/bulan.
Studi Kasus Singkat
Tahap | Strategi | Hasil |
---|---|---|
Email 1 | Pengingat produk | Open rate 60% |
Email 2 | Gratis ongkir | Konversi naik 4% |
Email 3 | Diskon 10% | Total penjualan naik 25% |
FAQ
1. Kapan waktu terbaik mengirim Abandoned Cart Email?
1–3 jam setelah keranjang ditinggalkan, agar niat beli masih tinggi.
2. Berapa jumlah email ideal dalam satu rangkaian?
Umumnya 2–3 email dengan jeda 24 jam antar pengiriman.
3. Apakah perlu menawarkan diskon di setiap email?
Tidak selalu. Diskon sebaiknya digunakan di email terakhir sebagai pemicu tambahan.
4. Platform apa yang cocok untuk otomatisasi?
Klaviyo, Mailchimp, HubSpot, dan Shopify Email.
5. Bagaimana mengukur keberhasilan kampanye?
Pantau metrik seperti open rate, click rate, dan conversion rate untuk mengevaluasi performa.
Istilah Terkait
Referensi
- Klaviyo — What Is an Abandoned Cart Email?
- Shopify — Recover Lost Sales with Cart Recovery Emails
- HubSpot — Abandoned Cart Email Best Practices
- Mailchimp — How to Set Up Abandoned Cart Emails